5.24 Troubleshooting

 



1. Pendahuluan[Back]

Troubleshooting dalam rangkaian elektronik merupakan proses sistematis yang digunakan untuk mengidentifikasi, mendiagnosis, dan memperbaiki masalah atau kerusakan yang terjadi dalam suatu sistem elektronik. Proses ini melibatkan berbagai metode, mulai dari pemeriksaan visual komponen hingga penggunaan alat pengukur seperti multimeter dan osiloskop untuk mengidentifikasi kesalahan pada level yang lebih detail. Pemahaman yang mendalam tentang prinsip dasar rangkaian, komponen, dan teknik pengukuran adalah kunci dalam melakukan troubleshooting yang efektif. Selain itu, kemampuan untuk menganalisis diagram rangkaian dan melakukan penelusuran langkah demi langkah sangat penting untuk menemukan sumber masalah dan menentukan solusi yang tepat. Dengan troubleshooting yang baik, tidak hanya perbaikan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efisien, tetapi juga dapat mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut dan memastikan kinerja optimal dari sistem elektronik tersebut.

2. Tujuan[Back]

  • Mempelajari prinsip kerja Troubleshooting
  • Mempelajari fungsi Troubleshooting dalam mengatasi masalah pada rangkaian listrik

3. Alat dan Bahan[Back]  

 A. Alat
  • Osiloskop
Osiloskop digunakan untuk mengamati bentuk gelombang input dan output pada rangkaian.
Osiloskop adalah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan menyimpan electron-elektron selama waktu yang tidak tertentu. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode.
 

 B. Bahan 
  • Resistor
Berfungsi sebagai pembagi, pembatas, dan pengatur arus dalam suatu rangkaian, 

Resistor berfungsi untuk menghambat arus dalam rangkaian listrik. Nilai resistansi dan arus saling berbanding terbalik, sehingga semakin besar nilai resistansi maka nilai arus yang melalui sebuah komponen semakin kecil. Cara menghitung nilai resistansi resistor berdasarkan kode gelang warna:

                                        

1. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang pertama
2. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang kedua
3. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ketiga
4. Masukkan jumlah nol dari warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan (10^n), merupakan nilai toleransi dari resistor. 

 

  • Kapasitor
Berfungsi sebagai penyimpan arus atau tegangan listrik

  • Ground
Berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi


  • Transistor
Transistor merupakan sebuah alat semikonduktor yang dapat dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung arus (switching), stabilisasi tegangan, dan modulasi sinyal.

4. Dasar Teori[Back]

Troubleshooting merupakan pencarian sumber masalah secara sistematis sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan, dan proses penghilangan penyebab potensial dari sebuah masalah.


Pada Gambar 5.127 terdapat empat konfigurasi transistor dengan tingkat tegangan tertentu yang diukur dengan DMM dalam mode dc. Tes pertama dari setiap jaringan transistor hanyalah sesederhana mengukur tegangan basis-ke-emitor dari transistor. Faktanya hanya 0,3V pada kasus ini yang menunjukkan bahwa transistor tidak "hidup" dan mungkin sedang dalam mode saturasi. 







Pada Gambar 5.127b terungkap bahwa tegangan pada kolektor sama dengan tegangan suplai sehingga tidak ada penurunan pada resistor RC dan arus kolektor adalah nol.

Dalam settingan umum laboratorium , respons ac di berbagai titik dalam jaringan diperiksa dengan osiloskop seperti ditunjukkan pada Gambar 5.128.


 





 

Saluran vertikal dipasang mode ac untuk menghapus komponen dc yang terkait dengan tegangan pada titik tertentu. Sinyal ac kecil yang diterapkan ke basis diperkuat ke level yang muncul dari kolektor ke tanah. Perhatikan perbedaan skala vertikal untuk kedua voltase. Tidak ada respon ac di terminal emitor karena karakteristik hubung singkat kapasitor pada aplikasi frekuensi. Vo yang diukur dalam volt dan Vi dalam milivolt menunjukkan keuntungan yang cukup besar untuk ampilifier. 



5. Percobaan[Back]

 A. Prosedur 
  • Siapkan semua alat dan bahan di dalam perangkat lunak aplikasi Proteus, yang tersedia di masing-masing sektornya
  • Rangkailah komponen - komponen tadi dengan cara menyambungkannya dengan "wire"
  • Jika sudah benar semua, klik tombol "play", dan jika sudah selesai atau ingin mengubah rangkaian, maka klik tombol "stop"

  B. Rangkaian Simulasi dan Prinsip Kerja :
  
   1. Rangkaian (5.127) : 
 
   
 
Prinsip Kerja :
 
Rangkaian pada gambar 5.127 adalah sebuah rangkaian transistor NPN (2N2222) yang berfungsi sebagai penguat arus. Ketika tegangan 12V diberikan, arus mengalir melalui resistor basis (RB) sebesar 10kΩ, menghasilkan arus basis (IB) sebesar 1.12 mA. Arus basis ini menyalakan transistor Q1, memungkinkan arus kolektor (IC) untuk mengalir melalui resistor kolektor (RC) sebesar 10kΩ. Tegangan kolektor-emitor (VCE) terukur sebesar 0.05V, yang menunjukkan bahwa transistor dalam keadaan saturasi. Dalam kondisi ini, arus kolektor yang besar mengalir dari kolektor ke emitor, menyebabkan penurunan tegangan pada resistor kolektor (RC) sebesar 11.2V (12V - 0.8V). Berdasarkan hukum Ohm, arus kolektor (IC) dihitung sebagai IC = (12V - 0.05V) / 10kΩ = 1.195 mA. Tegangan basis-emitor (VBE) sebesar 0.3V mengindikasikan bahwa transistor berada dalam kondisi aktif. Sehingga, rangkaian ini efektif dalam memperkuat arus dari arus basis yang kecil menjadi arus kolektor yang lebih besar.

 

   2. Rangkaian (5.128) :

 
Prinsip Kerja : 
 
Sumber DC dipasangkan sebesar 20 V dan sumber frekuensi AC sebesar 1mV 1KHz. Kedua sumber akan mengalir sesuai gambar dan terhitung oleh Voltmeter dan ampremeter, Saluran A osiloskop disambungkan pada ujung rangkaian untuk mendapat nilai frekusensi hasil kerja rangkaian sedangkan Saluran B disambungkan pada sumber AC untuk mendapat nilai awal dari Frekuensi AC. 
 
Rangkaian pada gambar menunjukkan sebuah rangkaian osilator menggunakan dua transistor. Arus listrik mengalir dari sumber tegangan melalui resistor R1 dan R2 yang mengatur bias basis dari transistor Q1 dan Q2. Ketika Q1 menghantar, arus mengalir dari kolektor ke emitor melalui Q1, menyebabkan tegangan di kolektor Q1 turun. Hal ini mengaktifkan Q2 melalui kapasitor C1, yang pada gilirannya menyebabkan Q2 menghantar dan tegangan di kolektornya turun. Proses ini berulang secara bergantian antara Q1 dan Q2, menghasilkan sinyal gelombang persegi. Pada osiloskop, terlihat sinyal keluaran yang menunjukkan gelombang sinusoidal, yang menunjukkan adanya osilasi pada rangkaian. Tegangan dan arus di dalam rangkaian ditentukan oleh nilai komponen seperti resistor dan kapasitor, serta karakteristik transistor yang digunakan. Hasil osiloskop memperlihatkan sinyal dengan frekuensi dan amplitudo tertentu, yang merupakan hasil dari konfigurasi rangkaian osilator ini. 
 
 

   3. Rangkaian (5.129) :

Prinsip Kerja : 
 
Sumber DC dipasangkan sebesar 20 V dan sumber frekuensi AC sebesar 1mV 1KHz. Kedua sumber akan mengalir sesuai gambar dan terhitung oleh Voltmeter dan ampremeter, Saluran A osiloskop disambungkan pada ujung rangkaian untuk mendapat nilai frekusensi hasil kerja rangkaian sedangkan Saluran B disambungkan pada sumber AC untuk mendapat nilai awal dari Frekuensi AC.


 C. Video Simulasi 
 
   Rangkaian 5.127:



   Rangkaian 5.129:



6. Download File[Back]

 Rangkaian 5.127 klik disini
Rangkaian 5.128 klik disini
 Rangkaian 5.129 klik disini
 Download Video Simulasi 5.127 klik disini
 Download Video Simulasi 5.129 klik disini
 Datasheet Resitor klik disini
 Datasheet Kapasitor klik disini
 Datasheet Osiloskop klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ADAM SIRHAN

  BAHAN PRESENTASI UNTUK ELEKTRONIKA 2024 Oleh : ADAM SIRHAN NIM. 2310952036   Dosen Pengampu : Dr. Darwison, S. T., M. T. NIDN. 0014096406 ...